Biografi KH. Yahya Cholil Staquf

108

Yerusalem sejak berabad-abad yang lalu telah menjadi

simbol penting bagi peradaban agama semitik. Penguasaan

terhadap

simbol

tersebut

menjadi

penting

untuk

menandakan siapa yang sedang superior. Motivasi utama

terjadinya Perang Salib yang berjilid-jilid adalah untuk

memperebutkan simbol tersebut. Bahkan tokoh politik di

Barat masih ada yang menyebutkan bahwa kependudukan

Barat atas Timur Tengah hari ini adalah kelanjutan dari

semangat Perang Salib tersebut. Maka, reaksi dan respons

masyarakat Timur Tengah terhadap kebijakan politik luar

negeri barat dapat dilihat secara esensialis. Kekerasan yang

digunakan tak bisa dikatakan sebagai karakter alamiah

masyarakat timur tengah. Sebagian besar kekerasan

yang muncul adalah bagian dari pilihan logis sebagai

bentuk perlawanan mereka terhadap penindasan dan

ketidakadilan baik yang secara langsung dilakukan oleh

Barat maupun melalui perpanjangan tangan mereka, yaitu

penguasa yang menindas.

Menurut

Gus

Yahya,

umat

Islam

tak

perlu

menyangkal keberadaan kelompok garis keras Islam

dengan menyatakan bahwa mereka adalah sempalan

atau dengan istilah lainnya. Justru pandangan seperti ini

yang membuat Islam semakin terpojokkan karena seolah

olah kita mengamini bahwa tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh sekelompok muslim murni digerakkan

oleh doktrin-doktrin normatif Islam. Padahal realitanya

adalah tindakan seseorang atau sekelompok orang adalah

hasil perpaduan kompleks berbagai macam faktor mulai

dari faktor yang bersifat normatif seperti ajaran agama

sampai pada faktor-faktor yang lebih bersifat material dan

struktural seperti kondisi politik dan ekonomi yang tidak

ramah terhadap mereka. Dengan menganggap tindakan